Kabar24.id – Jauh sebelum psikologi modern berkembang, seorang ilmuwan muslim abad ke-9 telah mengulas pentingnya kesehatan mental sejajar dengan kesehatan fisik.
Ia adalah Abu Zayd Al-Balkhi, tokoh dari Shamistiyan, Balkh yang kini masuk wilayah Afghanistan.
Baca Juga: KKN Kolaboratif 3T Kembangkan Mini Hilirisasi Kepiting Bakau Asap di Raja Ampat
Lahir pada tahun 850 M, Al-Balkhi dikenal sebagai pemikir yang menguasai berbagai bidang ilmu.
Selain geografi dan matematika, ia juga mendalami ilmu jiwa secara mendalam.
Baca Juga: Polres Subang Gerak Cepat Atasi Ledakan Gas di PT Pertamina EP Cidahu
Al-Balkhi sempat menimba ilmu di Irak, termasuk dari filsuf Abu Yusuf al-Kindi.
Perjalanan intelektualnya di masa kejayaan Islam membentuk perspektifnya dalam memandang manusia secara utuh.
Baca Juga: Ledakan Gas di Sumur Pertamina Subang, Dua Pekerja Luka Bakar
Dalam karyanya berjudul Masalih al-Abdan wa al-Anfus, ia menyatakan pentingnya keseimbangan antara tubuh dan jiwa.
Al-Balkhi memperkenalkan istilah al-Tibb al-Ruhani atau pengobatan jiwa dan Tibb al-Qalb atau pengobatan hati.
Konsep ini terbilang revolusioner karena menekankan kesehatan emosional sebagai bagian dari kesejahteraan manusia.
Baca Juga: Polres Blitar Kota Gencarkan Edukasi Anti Bullying di Sekolah
Ia membagi gangguan kejiwaan ke dalam empat kelompok besar.