• Minggu, 21 Desember 2025

Pertunjukan Seni Angklung Khas Banyuwangi, Paglak Menyingsing, Senja Berkisah di RTH Singojuruh

.
- Minggu, 1 Juni 2025 | 10:33 WIB
Pertunjukan Seni Angklung Khas Banyuwangi, Paglak Menyingsing, Senja Berkisah di RTH Singojuruh. (foto: Istimewa)
Pertunjukan Seni Angklung Khas Banyuwangi, Paglak Menyingsing, Senja Berkisah di RTH Singojuruh. (foto: Istimewa)

Kabar24.id - Sanggar Jiwa Etnik Blambangan menggelar pagelaran seni bertajuk Paglak Menyingsing, Senja Berkisah di RTH Singojuruh, Sabtu malam (31/5/2025).

Pagelaran dilakukan bertujuan untuk melestarikan Angklung Paglak Banyuwangi.

Baca Juga: Gumuk Kantong, Wisata Edukasi Penyu yang Unik di Muncar Banyuwangi

Pagelaran ini menjadi puncak kegiatan budaya yang didukung Dana Indonesiana, LPDP, dan Kementerian Kebudayaan. Acara ini juga bagian dari program dokumentasi maestro kesenian tradisional Indonesia.

Ketua sanggar, Adlin Mustika Alam, menyebut acara ini ditujukan khusus untuk mengenang kiprah Maestro Angklung Paglak Banyuwangi, Bapak Tohan, yang masih aktif memainkan alat musik khas ini.

Baca Juga: Tradisi Tumpeng Sewu di Desa Kemiren Banyuwangi, Malam Syukur Warga Desa Kemiren

“Pak Tohan masih aktif mengajarkan Angklung Paglak. Kegiatan ini adalah penutup dari beberapa rangkaian pelatihan dan dokumentasi,” kata Adlin kepada media usai pertunjukan.

Dalam rangkaian acara, 25 pemuda Banyuwangi diajak nyantrik ke rumah Pak Tohan. Mereka belajar langsung teknik memainkan angklung, sejarahnya, dan filosofi budaya yang terkandung di dalamnya.

Baca Juga: Komitmen Banyuwangi Terhadap Lansia: Dari Rantang Kasih hingga Operasi Katarak Gratis

"Senja Pak Tohan menjadi fajar baru bagi Angklung Paglak. Generasi muda bisa menyingsingkan kembali seni ini lewat kreativitas dan inovasi," ujar Adlin penuh harap.

Sementara itu, Mbah Tohan yang kini berusia 74 tahun, memberi pesan menyentuh. Ia berharap para pemuda tetap menjaga dan mencintai seni tradisional khas Banyuwangi ini.

"Anak muda harus ikut melestarikan. Kalau bukan kalian, siapa lagi? Seni Banyuwangi ini harus terus hidup," ucap Mbah Tohan sambil memainkan angklungnya.

Pertunjukan Angklung Paglak malam itu disambut antusiasme luar biasa. Ratusan warga memenuhi RTH Singojuruh, larut dalam alunan musik bambu yang khas dan bernuansa lokal.

Melalui acara seperti ini, pelestarian budaya bukan sekadar menjaga masa lalu, tetapi menumbuhkan cinta dan semangat baru lewat tangan generasi penerus seni Banyuwangi. ***

Editor: Anton Chanif M

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X