• Senin, 22 Desember 2025

Korban Sipil Bertambah, PBB kecam serangan Israel di Lebanon

.
- Senin, 7 Oktober 2024 | 01:33 WIB
Sekjend PBB, Antonio Guterres, menyatakan keprihatinan sangat mendalam atas meningkatnya jumlah korban sipil akibat serangan Israel di Lebanon. (sumber foto: Antara) (Antara)
Sekjend PBB, Antonio Guterres, menyatakan keprihatinan sangat mendalam atas meningkatnya jumlah korban sipil akibat serangan Israel di Lebanon. (sumber foto: Antara) (Antara)

 

 


Kabar24.id - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, sangat prihatin atas korban warga sipil yang menjadi korban akibat serangan Israel yang terus-menerus di Lebanon.



Hal itu diungkap oleh Juru bicara PBB Stephane Dujarric. Ia menyatakan dalam konferensi pers bahwa Sekretaris Jenderal sangat prihatin dengan meningkatnya jumlah korban sipil di kawasan Beirut.



Menurut Dujarric, "daerah pemukiman di Beirut, Lebanon" "kembali" menjadi sasaran "serangan udara Israel yang intens semalam".



Dia juga mengatakan, "Serangan ini terus berlangsung tanpa henti di wilayah lain Lebanon. Jumlah korban sipil akibat kampanye (militer) ini sama sekali tidak dapat diterima."



Dujarric meminta semua pihak untuk melindungi infrastruktur pemerintah dan warga sipil.



Selain itu, ia mengatakan bahwa koordinator khusus wakil PBB untuk Lebanon, Imran Riza, mengumumkan penambahan dana kemanusiaan Lebanon sebesar 2 juta dolar AS (sekitar Rp31,2 miliar) "untuk menangani situasi yang memburuk, sehingga total alokasi menjadi 12 juta dolar AS (sekitar Rp187,2 miliar) sejauh ini."



Dujarric menyatakan bahwa PBB khawatir tentang keselamatan warga sipil, terutama setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi di wilayah selatan Lebanon, mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).



Menurut Dujarric, Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) terus menjalankan misinya, "meski dalam situasi yang sangat berbahaya."



Dia juga menyatakan bahwa misi tersebut terus meminta semua pihak untuk mengurangi ketegangan dan melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 sepenuhnya.



Resolusi 1701, yang disahkan pada 11 Agustus 2006, menginginkan bahwa konflik antara Lebanon dan Israel berakhir dan bahwa ada zona demiliterisasi antara Sungai Litani dan Garis Biru, yang merupakan batas de facto antara Lebanon dan Israel. Hanya angkatan bersenjata Lebanon dan UNIFIL yang dapat memiliki senjata dan perlengkapan militer di wilayah tersebut.



Situasi yang memburuk di Tepi Barat yang diduduki membuat Sekjen PBB "sangat prihatin".



Selain itu, Guterres sangat prihatin dengan keadaan yang semakin memburuk di Tepi Barat yang diduduki, yang disampaikan oleh juru bicara PBB.



Dujarric menyatakan bahwa situasi yang memburuk di sana membuat sekretaris jenderal sangat prihatin, termasuk serangan udara Israel di kamp pengungsi Tulkarem tadi malam, yang menewaskan 18 warga Palestina, termasuk anak-anak, dan melukai banyak lainnya.



Dia juga menyatakan bahwa dia dengan tegas mengutuk kematian itu, mengutip permintaan Sekjen PBB untuk "kepatuhan ketat terhadap hukum internasional" dan menegaskan bahwa infrastruktur sipil dan warga sipil harus selalu dilindungi.



Selain itu, Dujarric menekankan bahwa komunitas internasional harus bersatu untuk menghentikan eskalasi kekerasan dan mencapai "solusi dua negara, yang tetap menjadi satu-satunya solusi yang adil dan langgeng bagi konflik Israel-Palestina."



"Kekerasan yang kita saksikan harus dihentikan," pungkasnya.(*)

Editor: Anton Chanif M

Sumber: ANTARA

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X