Kabar24.id - Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah penting dalam Islam yang memiliki makna mendalam serta tujuan yang mulia.
Lebih dari sekadar menahan lapar dan haus, ibadah ini bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan, menyucikan hati, dan mempererat hubungan dengan Allah SWT.
Dengan menelusuri sejarahnya, kita dapat memahami bagaimana tujuan dan hikmah ini menjadi bagian dari kewajiban puasa Ramadhan.
Baca Juga: Pesona Pinus Camp 2 Banyuwangi: Berkemah Nyaman dengan Fasilitas Lengkap di Kaki Gunung Raung
Salah satu tujuan utama puasa Ramadhan adalah mencapai ketakwaan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 183: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Ketakwaan ini diperoleh melalui pengendalian diri, peningkatan kesabaran, serta kesadaran akan kehadiran Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan. Puasa mengajarkan kita untuk lebih disiplin, jujur, dan bertanggung jawab.
Kewajiban puasa Ramadhan pertama kali ditetapkan pada tahun kedua Hijriyah, setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Perintah ini tidak hanya menjadi bagian dari syariat Islam tetapi juga mengandung nilai sejarah yang sangat berarti.
Baca Juga: Harga dan Detail Infinix Note 50 Series yang Resmi Meluncur di Indonesia dengan AI Super Canggih
Sebelumnya, umat Islam menjalankan puasa Asyura sebagai bentuk solidaritas terhadap kaum Yahudi. Dengan diwajibkannya puasa Ramadhan, umat Islam diberikan identitas ibadah yang khas dan lebih menyeluruh.
Puasa ini juga menjadi sarana untuk memperkuat persatuan di antara kaum Muslimin, meningkatkan rasa kebersamaan, dan memperdalam nilai-nilai keimanan.
Dengan memahami hikmah serta latar belakang sejarah puasa Ramadhan, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih penuh kesadaran dan ketakwaan.*