Kabar24.id - Bagaimana pengaruh perangkat digital terhadap kesehatan otak generasi yang pertama kali bersentuhan dengan teknologi? Pertanyaan ini menjadi dasar penelitian para ahli saraf dari Universitas Baylor dan Universitas Texas di Amerika Serikat.
Dengan meningkatnya usia populasi yang dahulu menjadi saksi awal perkembangan dunia digital, muncul pertanyaan apakah penggunaan teknologi justru menguntungkan atau malah merugikan daya pikir mereka.
Studi terbaru memberikan jawaban mengejutkan: penggunaan rutin perangkat digital ternyata dikaitkan dengan penurunan risiko penurunan fungsi kognitif.
Baca Juga: Lebih Hebat dari Pisang: 8 Makanan Kaya Kalium untuk Redakan Kram dan Nyeri Otot
Dalam kajian meta-analisis yang merangkum data dari 57 penelitian dengan total peserta lebih dari 400.000 orang berusia rata-rata 69 tahun selama enam tahun, ditemukan bahwa keterlibatan aktif dengan teknologi seperti ponsel pintar, komputer, dan internet berhubungan dengan penurunan risiko gangguan kognitif.
Studi ini diterbitkan di jurnal Nature Human Behavior. Peneliti menyebut fenomena ini sebagai “cadangan teknologi”, di mana penggunaan alat digital secara teratur mendorong aktivitas mental yang membantu mempertahankan daya pikir.
Sebaliknya, konsep “demensia digital” yang diperkenalkan oleh Dr. Manfred Spitzer pada 2012 justru mengkhawatirkan dampak negatif teknologi terhadap otak. Namun, hasil studi terkini justru mendukung sisi positif teknologi dalam menjaga fungsi otak pada lansia.
Baca Juga: Jejak Emas Eka Tjipta Widjaja di Balik Lahirnya Minyak Goreng Bimoli Sebelum Dikuasai Salim Group
Dr. Michael K. Scullin dari Baylor University menyatakan bahwa aktivitas seperti memahami fitur baru perangkat lunak, memperbaiki koneksi internet, atau menyaring konten daring bisa menjadi tantangan yang merangsang otak.
Proses belajar ini dapat membantu mempertahankan ketajaman mental meskipun terkadang membuat frustrasi.
Teknologi juga menawarkan manfaat sosial. Bagi orang lanjut usia, alat komunikasi digital seperti video call dan pesan instan bisa mengurangi rasa kesepian, yang diketahui menjadi faktor risiko demensia.
Baca Juga: PDGI Ingatkan Bahaya Tukang Gigi, Bukan Tenaga Medis Resmi
Selain itu, penggunaan teknologi memungkinkan mereka tetap mandiri dalam menjalani aktivitas harian seperti berbelanja, bernavigasi, hingga mengelola keuangan.
Para peneliti menegaskan bahwa hasil ini tetap perlu dikaji lebih lanjut untuk memahami secara menyeluruh bagaimana teknologi berdampak terhadap fungsi kognitif dan siapa saja yang paling mendapatkan manfaat.
Artikel Terkait
PDGI Ingatkan Bahaya Tukang Gigi, Bukan Tenaga Medis Resmi
Jejak Emas Eka Tjipta Widjaja di Balik Lahirnya Minyak Goreng Bimoli Sebelum Dikuasai Salim Group
Lebih Hebat dari Pisang: 8 Makanan Kaya Kalium untuk Redakan Kram dan Nyeri Otot
Oknum Guru yang Pamer Alat Vital Lewat Video Call ke Murid SD akhirnya Digelandang Polisi di Lumajang