Kedekatan Aco dengan dunia musik juga terasa kuat melalui pilihan soundtrack film ini.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah hadirnya kembali karya The Adams di layar lebar.
Deretan musik dalam film ini tidak sekadar mengiringi, tetapi membangun suasana nostalgia dan reflektif sepanjang cerita.
Aco menyebut dunia stand-up comedy menjadi medium yang representatif untuk mengolah luka menjadi tawa.
Karakter utama Tawa merepresentasikan anak yang tumbuh dengan kehilangan figur ayah dalam hidupnya.
Film ini dibintangi Rachel Amanda sebagai Tawa, yang menghadapi luka masa kecil saat memasuki fase dewasa.
Perjalanan karakter Tawa mendapat respons emosional dari penonton sejak pemutaran perdananya.
Film ini juga sempat diputar di Jogja-NETPAC Asian Film Festival dan mendapat sambutan positif.
Antusiasme penonton terlihat jelas dalam sesi screening mendadak yang digelar di Depok.
Chemistry para pemeran terasa mengalir, terutama antara Tawa dan geng stand-up comedy-nya.
Bintang Emon, Enzy Storia, Arif Brata, dan Gilang Bhaskara menghidupkan nuansa komedi yang dekat dengan keseharian.
Kehadiran Abdel Achrian, Nazira C. Noer, dan Mang Saswi menambah warna komedi dengan pendekatan yang berbeda.
Sisi drama keluarga hadir melalui relasi Tawa dengan Ibu Cantik dan ayahnya, Keset.
Interaksi tersebut menggambarkan hubungan orang tua dan anak yang dipenuhi kesalahpahaman dan kasih sayang yang sulit terucap.
Rachel Amanda mengaku berusaha memahami emosi semua karakter yang terlibat dalam konflik keluarga ini.