Universitas Jember Berkomitmen Kembangkan Pertanian Bioteknologi

Daftar Isi

Jember, Kabar24.id - Universitas Jember tetap berkomitmen terhadap pengembangan bioteknologi di bidang pertanian, perkebunan, dan kesehatan. Sejak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menobatkannya sebagai perguruan tinggi  bioteknologi maju pada tahun 2016, banyak penelitian bioteknologi yang dilakukan. Termasuk varietas tebu tahan kekeringan yang  ditanam  petani bantuan PTPN XI. Untuk memperluas pengembangan bioteknologi, Universitas Jember menjalin kerjasama dengan industri, kali ini dengan PT. Syngenta Benih Indonesia.  




Salah satu wujud kerja sama tersebut adalah lahan seluas 0,5 hektar yang ditanami benih jagung NK 212 S, produk bioteknologi terbaru  PT. Syngenta Seed Indonesia di Agro-Technical Park Universitas Jember di Kecamatan Jubung. Cakupan patch sampel jagung tersebut diperbaiki oleh Rektor Universitas Jember bersama pejabat senior PT. Syngenta Seed Indonesia (13/9). Menurut Dr Handoyo, Ketua Komite Aksi, para peneliti dan mahasiswa Universitas Jember akan dapat mengamati secara dekat bagaimana  tanaman biotek tumbuh dengan adanya kerjasama ini. “Para peneliti Universitas Jember sedang melakukan  penelitian terkait bioteknologi di area percontohan tanaman bioteknologi Jubung Agrotechnopark. Hal ini sejalan dengan sejumlah penelitian yang saat ini sedang digarap. membutuhkan pupuk minimal. , sehingga kebutuhan pupuk bisa ditekan seminimal mungkin, dan tentunya penelitian lainnya,” kata Dr Handoyo yang juga dosen  Fakultas Pertanian Universitas Jember. 



Sedangkan menurut direktur pemasaran PT. Syngenta Seed Indonesia, Imam Sujono, Produk benih jagung NK 212 S merupakan benih jagung yang tahan terhadap hama  batang, tahan terhadap glifosat dan hasil 10 persen lebih tinggi dibandingkan benih jagung konvensional. Benih ini izin penjualannya mulai 6 Maret 2023. Rencananya benih jagung NK 212 S akan mulai dipasarkan pada tahun depan. 

 

 “Agrotechnological Park Universitas Jember merupakan tempat pertama di Indonesia yang menanam bibit jagung bioteknologi terkini. Kami memutuskan untuk bekerja sama dengan Universitas Jember karena sudah mempunyai pengalaman dalam penelitian bioteknologi di Indonesia.  selain  bentuk kerjasama lainnya,” ujar Imam Sujono yang juga  alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember ini. Sementara itu, Rektor Universitas Jember menyampaikan kepuasannya atas kerja sama yang terjalin antara lembaganya dengan PT. Syngenta Benih Indonesia. Sebab, hasil penelitian yang baik adalah hasil penelitian yang dapat dihasilkan dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dan dunia industri. Ia juga berharap, lokasi percontohan benih jagung NK 212 S di Jubung Agrotechnopark  juga dapat dijadikan sarana edukasi dan penyuluhan bagi para petani Jember agar tidak ketinggalan ilmu dan teknologi terkini. Kecuali _taman bermain_ guru dan siswa. „Proses menghasilkan inovasi, misalnya di bidang bioteknologi, merupakan proses yang panjang dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, kata kuncinya adalah kerja sama semua kelompok kepentingan, mulai dari negara, perguruan tinggi, swasta, dan masyarakat. Kami melaksanakan bersama dengan PT. Syngenta Seed Indonesia, kata Iwan Taruna. 

  

Visi Iwan Taruna didukung oleh  pemangku kepentingan di sektor pertanian. Sebagaimana disampaikan dalam Seminar Nasional “Penerapan Bioteknologi untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan” yang diselenggarakan oleh Universitas Jember dan PT. di Gedung Auditorium Kampus Syngenta Seed Indonesia  Tegalboto  Selasa (9 Desember) lalu. 

  

 Seperti yang dikatakan Peneliti PTPN XI Nanik Tri Ismadi. Menurut dia, perusahaan tidak mungkin melakukan investigasi secara menyeluruh mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan teknologi. Selain itu, perusahaan juga harus memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, penelitian harus memainkan peran penting dalam pendidikan tinggi. Oleh karena itu, beliau mengapresiasi inisiatif kerjasama Universitas Jember dan PT. Syngenta Benih Indonesia.  

 

 Pendapat ini didukung oleh Prof. Bambang Prasetya dari Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik di Indonesia. Menurutnya, perguruan tinggi mempunyai peran penting sebagai katalis inovasi, karena perguruan tinggi merupakan tempat lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peneliti dan profesional handal  yang menerapkan teknologi tersebut. 

  

 Kerja sama antara  swasta dan perguruan tinggi juga disambut baik oleh Kementerian Pertanian melalui Felicha Suryat, petugas pemeriksa benih sementara Divisi Benih  Pangan Direktorat Jenderal  Pangan Kementerian Pertanian. Ia berharap inovasi bioteknologi baru, khususnya pada varietas jagung, dapat menjamin tercapainya target produksi jagung pada tahun 2023 sebesar 30 juta ton. (ton)